Penganiayaan orang Kristen dan agama minoritas lainnya di Irak sudah terjadi sejak invasi pimpinan AS dimulai pada 2003.
Puluhan ribu orang Kristen telah meninggalkan tanah air mereka untuk melarikan diri dari tekanan agama mayoritas. Banyak orang Kristen telah kehilangan kehidupan mereka sementara yang lain telah menyaksikan gereja mereka terbakar habis.
Untuk melindungi diri, beberapa orang Kristen Irak telah mengambil langkah-langkah ekstrim dengan membentuk milisi baru.
Berbekal senapan mesin berat dan senapan serbu, umat Kristen di sebuah desa kecil di luar Mosul, seperti Bashir Saalem, melindungi rekan-rekan seiman mereka.
"Kami tidak seperti milisi lain yang bermunculan di Irak," jelas Saalem. "Kami tidak pergi keluar membunuh orang dan menyebabkan kekacauan Kami berdiri di sini dengan senjata kami hanya untuk melindungi rakyat kita."
"Para teroris ingin membunuh kami orang Kristen," kata Abu Mahat, milisi lain. "Jika kita tidak membela diri kita sendiri, siapa lagi?"
Sebelum invasi pimpinan AS, ada sekitar satu juta orang Kristen di Irak. Mereka tinggal dalam keamanan relatif, bebas untuk beribadah dan membangun gereja-gereja.
Namun, laporan 2009 dari Departemen Luar Negeri AS menunjukkan angka yang mungkin telah jatuh menjadi sekitar 500.000.
Kekristenan seringkali ditindas oleh mayoritas, namun saat dalam tekanan justru iman akan menjadi semakin kuat. Kita harus mendukung semua umat Kristen di berbagai wilayah agar mereka semakin kuat dalam mempertahankan iman.